Tim nasional (timnas) senior Indonesia akhirnya melangkah ke final Piala Kemerdekaan 2008 setelah menyingkirkan saudara mudanya, timnas U-21,di partai semifinal.
Apakah ini sebuah prestasi? Tentu saja masih bisa diperdebatkan. Setidaknya,beberapa kalangan agak sedikit meragukan kualitas dari peserta. Kamboja, Myanmar, Brunei Darussalam dari dulu bukan lawan sepadan.
Libya yang akan jadi lawan di final, juga tampil kurang stabil. Namun, apa pun itu, seharusnya kerja keras Merah Putih layak mendapat apresiasi. Apalagi,jikamenjadijuara,Indonesia akan menjadi tim pertama yang mengoleksi tiga gelar juara sejak turnamen ini digulirkan (Indonesia menjadi juara di edisi 1987 dan 2000). Potensi menjadi kampiun itu sangat terbuka. Karena, lawan yang dihadapi hanya Libya U-23.
Artinya, dari sisi pengalaman,visi bermain,ketenangan saat menghadapi tekanan,Charis Yulianto dkk tentu lebih baik dibandingkan pemain-pemain muda dari Benua Afrika itu. Persoalannya, tak selalu hitungan di atas kertas menjadi kenyataan.Apalagi, Indonesia justru selalu bermasalah setiap mengirim dua tim di turnamen ini. Situs rsssf.com mencatat, dari delapan kali penyelenggaraan Piala Kemerdekaan, Indonesia lima kali mengirimkan dua tim.Tapi, hanya satu yang menghasilkan juara,yaitu edisi 1987.
Eksperimen menurunkan dua wakil dilakukan saat Piala Kemerdekaan baru pertama kali digelar (1985). Saat itu, PSSI membentuk dua tim,Rajawali dan Garuda. Namun, hasilnya justru sangat mengecewakan setelah keduanya gagal di penyisihan grup. Masih penasaran, Indonesia kembali menurunkan dua tim di Piala Kemerdekaan 1986. Kali ini namanya Indonesia A dan B.
Indonesia A memang melangkah ke final, sebelum akhirnya dikalahkan Aljazair lewat gol Boniche Il Nasser pada menit ke-93. Duakegagalaninitakmembuat PSSI kapok mengutus dua tim.Terbukti, pada Piala Kemerdekaan1987,Indonesia lagi-lagi turun dengan dua tim, Indonesia A dan B. Spekulasi ini membuahkan hasil,setelah Indonesia A menjadi juara dengan menundukkan Aljazair lewat gol Ricky Yakob (26) dan Ribut Waidi (103).
Namun, setelah itu perjalanan tim ganda selalu gagal. Di Piala Kemerdekaan 1990, Indonesia gagal menjadi kampiun dengan timnya, Indonesia A dan B.Piala Kemerdekaan 1994, Indonesia lagilagi gagal,dengan tim Garuda dan Harimau. Meski lolos ke final, tim Harimau keok dari Thailand di laga final. Semua tentu berharap keputusan Indonesia tampil dengan timnas senior dan U-21 tidak menjadi blunder.Charis dkk diharapkan bisa mengakhiri puasa gelar dalam delapan tahun terakhir ini. (SND)
Posting Komentar