Karena tim yang dihadirkan tidak berkualitas, turnamen Piala Kemerdekaan 2008 sepi penonton.
Ketua panitia pelaksana (Panpel) turnamen Piala Kemerdekaan 2008 Herman Chaniago mengakui, pihaknya gagal menjaring penonton sesuai target. Hal tersebut karena jam pertandingannya yang terlalu malam.
Demikian dikatakan pria yang juga direktur PT Graha Indi Sports, selaku event organizer turnamen berhadiah total $63 ribu kepada wartawan ditemui usai pertandingan final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tadi malam.
"Kami memang gagal memenuhi target jumlah penonton. Seharusnya panitia mendapatkan sekitar Rp350 juta perhari atau sekitar 15.000 penonton di kursi VIP," katanya. "Mungkin hal ini terjadi karena jam pertandingannya yang terlalu malam, sehingga penonton enggan hadir."
Dijelaskannya, keputusan untuk menggelar pertandingan pada malam hari ini terkait dengan keinginan sponsor dan hak siar televisi. Karena itu lanjutnya, pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas kegagalan memenuhi target penonton tersebut.
Pernyataan Herman Chaniago ini sebetulnya sedikit membingungkan. Bagaimana tidak, sebelumnya pria yang juga deputi sekjen IV PSSI bidang promosi dan pemasaran, menyatakan salah satu alasan untuk menggelar pertandingan pada malam hari guna menjaring penonton.
Sebab jika pertandingan digelar pada sore hari, dikhawatirkan penonton sepi karena masih jam kerja kantor di Jakarta. Anehnya, justru malah dia sendiri yang saat ini mengeluhkan jadwal pertandingan digelar pada malam hari.
Tapi sebetulnya bukan itu yang membuat penonton enggan menyaksikan langsung pertandingan turnamen yang pernah vakum selama tujuh tahun ini. Penyebab utamanya adalah karena tim-tim yang hadir tidak berkelas.
Hal yang berbeda pada perhelatan Piala Asia 2007 silam. Di mana pesertanya adalah tim-tim terbaik di Asia. Tak heran jika jumlah penontonnya pun selalu membludak. Terlebih pada setiap laga yang dimainkan timnas Indonesia.
Untuk itu, PSSI harus berpikir ulang untuk menggelar turnamen ini jika pesertanya tetap saja dari tim yang kualitasnya jauh di bawah Indonesia. Pasalnya pasti penontonya kembali sepi, terlebih dengan kondisi sepakbola nasional yang saat ini terus terpuruk. (Goal)
Posting Komentar