Piala Kemerdekaan IX telah berakhir dengan tim nasional (Timnas) Indonesia sebagai juaranya. Tapi selama perjalanannya, Piala Kemerdekaan IX penuh dengan catatan negatif. Mulai dari kualitas peserta yang dipertanyakan hingga mundurnya Libya di partai final yang berlangsung Jumat (29/8) kemarin.
Kendati begitu, PSSI sebagai pemilik even tersebut ternyata masih belum melakukan evaluasi. Bahkan, otoritas sepak bola nasional itu belum bersikap terkait insiden pemukulan yang dialami pelatih Libya Gamal Adeen Abu Nowara di babak final.
”Untuk saat ini kami memang belum mengambil sikap. Kami masih menunggu laporan dari Badan Tim Nasional (BTN) serta perangkat pertandingan,” ungkap Mafirion, anggota komite eksekutif PSSI sekaligus juru bicara PSSI, kemarin.
Dia menambahkan, kalau laporan itu sudah masuk ke PSSI, pihaknya akan segera mengambil sikap. Termasuk apakah bakal melaporkan kasus pemogokan Libya ke FIFA atau tidak, sebab Piala Kemerdekaan sudah masuk kalender FIFA.
Disamping itu, PSSI juga akan menentukan langkah apa yang akan dilakukan terkait tuduhan pelatih Libya kalau pelatih kiper Indonesia, Sudarno melakukan pemukulan. Dimana, karena mendapat pukulan itulah yang membuat Libya tidak mau melanjutkan pertandingan. ”Kami ingin lebih berhati-hati dalam mengambil sikap. Karena itu, kami lebih dulu menunggu laporan dari Badan Tim Nasional dulu,” ujar Mafirion.
Yang jadi persoalan, kalau insiden di final Piala Kemerdekaan IX lalu tak segera dituntaskan dikhawatirkan hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala AFF 2008 dicabut. Sebab, bukan tidak mungkin federasi sepak bola ASEAN (AFF) merasa riskan dengan keamanan pertandingan di Indonesia.
Seperti diketahui, bersama Thailand, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala AFF 2008 yang digeber 5 hingga 28 Desember mendatang. ”Kami belum berpikir sejauh itu. Kami yakin hak tuan rumah itu masih akan tetap menjadi milik kami. Sekali lagi saya tegaskan, PSSI pasti melakukan evaluasi. Tapi, tidak bisa langsung. Kami butuh laporan,” kata Mafirion.
Terpisah, ketua BTN Rahim Soekasah belum bisa memberikan laporan. Pasalnya, dirinya sendiri tidak mengetahui persis insiden yang terjadi di pertandingan final Piala Kemerdekaan IX. Namun, Rahim berjanji akan segera mengumpulkan fakta-fakta terkait insiden yang terjadi di lorong menuju ruang ganti di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tersebut.
”Kami akan bekerja mengumpulkan data. Kami akan menggali sebanyak informasi yang tidak sepihak. Sehingga nantinya kami bisa bersikap objektif, termasuk menyangkut tuduhan yang menimpa Sudarno,” terang Rahim. (SE)
Posting Komentar