
Sriwijaya FC tidak punya rencana lagi di Liga Champion Asia (LCA) 2009. Kans bersaing masuk dua besar Grup F sangat tipis. Itu setelah meraup dua kekalahan terakhir beruntun. Masing-masing kalah home 2-4 dari Seoul FC Korsel, Selasa (10/3). Serta kalah away dari Shandong Luneng Taishan Cina 0-5, Selasa (17/3).
Kini, tim berjuluk Laskar Wong Kito bakal mengantar "nyawa" lagi. Sebab, away kedua justru meladeni jamuan juara bertahan Gamba Osaka Jepang, Rabu (8/4) nanti. Di atas kertas, Gamba bakal menang mudah.
Sebab, tim asuhan Akira Nishino menang di dua laga terakhir. Masing-masing menang home 3-0 atas Shandong Luneng (10/3). Serta menang away 4-2 atas Seoul FC (17/3). "Bersaing memang sulit. Tapi, kami akan puas jika ternyata kami bisa minimal imbang lawan Gamba," ungkap coach Sriwijaya Rahmad Darmawan, kemarin (29/3).
Biasanya, tim-tim Indonesia tidak pernah sukses di kandang tim-tim Jepang. Itu sudah terjadi sejak 2005 lalu. Pada 25 Mei 2005, PSM Makasar takluk 0-3 dari Yokohama F Marinos. Musim 2007, dua wakil Indonesia Persik dan Arema juga tidak berdaya. Keduanya sama-sama kalah 0-3. Persik atas Urawa Red Diamond (7/3/2007), serta Arema dari Kawasaki Frontale (9/5/2007).
" Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Tapi lawan Gamba, jujur kami lebih banyak bermain defensif (bertahan)" sambung pelatih 42 tahun itu.
Namun Rahmad percaya, tim kecil juga punya peluang menang. Toh, Gamba sendiri bukan tim tak terkalahkan. Faktanya memang ada. Minggu (22/3) lalu, Gamba kalah 1-2 dari Kyoto Sanga FC pada J-League 2009. "Padahal Kyoto adalah tim papan bawah. Artinya, kami juga punya peluang melakukan hal serupa," sambung pelatih double winners.
Beberapa kekalahan Gamba lainnya adalah 0-3 dari Kashima pada Super cup (Copa Jepang) pada 29 Februari lalu. Kemudian, kalah 2-3 dari Albirex Niigata di J-league 6 Desember 2008. Kekalahan terparah tim berdiri sejak 1991 saat dihajar Kawasaki Frontale 4-0 pada 22 November 2008.
Tapi, itu bisa dimaklumi. Sebab, status Kawasaki memang tuan rumah. Namun, juara LCA 2008 pernah malu besar di kandang sendiri Stadion Expo '77. Saat itu mereka kalah 1-3 dari tamunya FC Tokyo (8/11/08). "Kalaupun memang harus kalah, tapi kami puas bisa menghadapi tim kelas dunia. Secara pribadi, saya puas bisa berhadapan dengan pelatih-pelatih top sekelas Akira (Nishino)," pungkasnya.
Gamba sendiri sudah memantau power Sriwijaya FC. Kemarin (29/3), empat pembesarnya timba di Palembang. Mereka adalah Mr Masami Koratsu (operation manager), Mr Katshusi kaji (manager planning), Mr Yasuhiro Yamamoto (match manager and PR officer), dan Mr Tsuyoshi Harakawa (team logistic oficer Nhisiretsu tavel co.Ltd) (SE)
Posting Komentar