Libya menyatakan pengunduran diri mereka di babak final turnamen Piala Kemerdekaan 2008, karena pelatih Gamal Abu-Nowara dipukul oknum ofisial tim Indonesia.
Pelatih timnas U-23 Libya Gamal Adeen M Abu-Nowara menyatakan permohanan maafnya kepada masyarakat Indonesia, terkait keputusan timnya menolak melanjutkan pertandingan di babak kedua final turnamen Piala Kemerdekaan 2008 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (29/8) malam.
Dalam keterangan persnya usai pertandingan, pelatih berkepala plontos ini memaparkan alasan pengunduran diri yang dilakukan anak asuhnya di laga tersebut. Padahal mereka sementara unggul 1-0, setelah Abdallah Mohamed mencetak gol pada menit ke-13.
"Mohon maaf kepada masyarakat Indonesia. Kami terpaksa memutuskan mundur karena saya telah diserang oleh oknum ofisial tim dari Indonesia, ketika hendak menuju ruang ganti begitu babak pertama usai," jelas Gamal.
"Dan setelah melakukan pembicaraan dengan manajer tim, maka terpaksa kami putuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan di babak kedua. Ini tentu sangat mengecewakan kita semua," tambahnya.
Dijelaskannya, sebagai pelatih, dirinya sama sekali tidak habis pikir dengan terjadinya insiden penyerangan yang dialaminya. Terlebih karena pelakunya adalah oknun ofisial tim tuan rumah. Parahnya lagi karena hal itu nyaris membuat ia babak belur.
"Kaca mata saya yang sebelah kiri pecah, bibir saya pun bengkak setelah diserang oleh seorang pria berbadan gemuk saat hendak menuju ke kamar ganti," ujarnya dengan nada lirih sembari menujukkan kaca mata dan bibirnya kepada sejumlah wartawan yang berada di ruang jumpa pers.
"Selain penyerangan yang dilakukan kepada saya, pemain kami pun banyak yang cedera akibat dikasari pemain Indonesia. Sayangnya wasit membiarkan semua pelanggaran itu terjadi. Hal inilah yang membuat kami mantap memutuskan mundur," sungutnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun GOAL.com, pelaku pemukulan itu adalah pria berinisial pr, yang merupakan asisten pelatih timnas senior Indonesia. Sayangnya, pria yang dimaksud tidak bisa dimintai keterangan.
Ditempat yang sama, pelatih timnas Indonesia Benny Dollo, bersumpah tidak mengetahui adanya insiden memalukan yang mencoreng nama Indonesia di mata internasioanl tersebut. Sebab, saat terjadinya keributan itu, dirinya telah berada di dalam ruang ganti pemain.
"Demi Tuhan saya tidak mengetahui adanya insiden pemukulan itu, karena saya sudah lebih dahulu masuk ke dalam ruang ganti pemain" tegasnya. "Maka dari itu, saya tidak bisa menjelaskan masalah ini kepada Anda semua." (Goal)
Posting Komentar