Senin, Desember 22, 2008
Merasa Kesepian, Tahu Goreng Bikin BetahDi awal Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009, Persik Kediri punya tiga pemain asing dengan kemampuan di atas rata-rata. Tapi, kini mereka hanya punya Ronald Fagundez.
Rambutnya yang berwarna kemerah-merahan basah oleh guyuran air dari langit. Air yang sama pula yang membuat kostum warna ungu yang dikenakan seperti lengket dengan badan.
Sesekali dia menyapukan telapak tangannya ke wajah. Mulai dahi, kemudian bergerak melingkar ke bawah, hingga dagu. Meski hanya gerimis, itu sudah membuat lelaki jangkung tersebut basah kuyup. Sebab, durasi latihan yang harus dilahapnya mencapai waktu dua jam.
Begitu juga halnya dengan para pemain lain. Bulir-bulir air dari rambut terus mengucur ke wajah saat para pemain itu berdiri melingkar di pinggir lapangan.
Di antara para pemain yang sedang mengikuti sesi akhir latihan hari itu, Fagundez yang paling menonjol. Tinggi badan pemain asing tersebut ada di atas rata-rata. Beberapa rekannya, seperti Wawan Widiantoro, Khusnul Yuli, ataupun Harianto, harus mendongakkan kepala bila berbincang-bincang dengannya.
Yang terlihat menonjol lagi adalah warna kulit serta wajah pemain 29 tahun itu. Dia satu-satunya pemain yang berkulit putih di Persik. Ya, sepeninggal Danilo Fernando yang hijrah ke Deltras Sidoarjo serta Christian Gonzalez yang statusnya masih terkatung-katung, pemilik nama lengkap Ronald Daian Fagundez Olivera tersebut merupakan satu-satunya pemain asing yang dimiliki Persik.
Padahal, di musim-musim sebelumnya, selalu ada lebih dari tiga pemain asing di tim berjuluk Macan Putih itu. Pada musim 2007, misalnya, ada Fallah Johnson dan Pieter Lipede sebagai pelengkap trio Amerika Latin yang terdiri atas Fagundez, Gonzalez, dan Danilo.
Situasi seperti sekarang inilah yang membuat Fagundez merasa kesepian. Terlebih, selama ini dia selalu ditemani sahabat karibnya, Gonzalez. "Suasana berbeda sekarang. Tidak ada Gonzalez dan Danilo. Mereka teman yang baik," kata pemain kelahiran Uruguay, 12 Mei 1979 tersebut.
Yang paling dirasakannya adalah hilangnya gelak tawa di tengah lapangan. Biasanya, ketika ada Gonzalez, canda seperti itu selalu muncul. Bahkan, aksi dua pemain asal negara yang sama tersebut sering membuat Persikmania (suporter Persik) dan yang menyaksikan latihan di Stadion Brawijaya tergelak.
Tingkah Fagundez ketika masih ada Gonzalez memang sering mengundang senyum. Mulai aksi mereka menyembunyikan sepatu ketika hendak berlatih atau saling gontok akibat bertaruh membuat gol saat sesi game.
Sekarang Fagundez lebih sering menjadi pemain asing satu-satunya dalam setiap latihan. Karena itu, nyaris tak ada celotehan dalam bahasa ibu mereka, Spanyol. Bahasa itu yang selama ini digunakan tiga pemain Latin tersebut dalam setiap latihan. Walaupun, ketiganya sudah lama tinggal di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. "Sekarang (menggunakan) bahasa Indonesia terus," ucap pemain yang pernah membela PSM Makassar itu.
Rasa kesepianlah yang membuat Fagundez berharap agar Gonzalez bisa melewati masa-masa sulitnya saat ini dan lepas dari sanksi larangan bermain selama setahun. Juga, dia tetap mengharapkan Gonzalez bermain terus di Macan Putih.
Mengapa mantan pemain klub Huracan Buleo Danubio di Uruguay tersebut tetap menyatakan bertahan di Persik? "Saya masih betah di sini. Banyak pemain lokal yang berkualitas. Saya bisa bermain dengan mereka," jelas gelandang dengan jersey nomor 28 itu.
Selain alasan di atas lapangan tersebut, Fagundez juga punya alasan lain yang tak kalah kuat. Yakni, soal rasa kerasannya tinggal di Kota Tahu.
"Saya rasa di sini enak. Di sini saya juga punya banyak teman," sebutnya.
Tak ketinggalan, Fagundez menyatakan jatuh cinta dengan salah satu kuliner khas Kota Kediri. Yaitu, makanan yang membuatnya betah di kota yang tak terlalu ramai tersebut.
Apa itu? "Tahu goreng. Saya suka sekali. Enak," ujar suami Nancy Contenggis tersebut.
Secara rutin pula ayah balita berusia setahun bernama Franco Sebastian Fagundez itu mengonsumsi tahu kesukaannya tersebut. Bahkan, salah seorang pembantu tim rutin membelikannya makanan itu dari toko di Jalan Yos Sudarso.
"Di negaraku tidak ada. Ini yang membuat saya suka. Tapi, saya tidak pakai cabai seperti orang sini makan. Terlalu pedas," terangnya. (JPO)
BIODATA
Nama lengkap: Ronald Daian Fagundez Olivera
Usia: 29 tahun
Lahir: Uruguay, 12 Mei 1979
Klub:
Huracan Buleo Danubio Uruguay
PSM Makassar
Persik Kediri
0 Responses to "Ronald Fagundez, Kini Satu-satunya Pemain Asing di Persik"
Profil Bintang
Postur kurus kerempeng dan tinggi menjulang yang dimiliki Bokay Eddie Foday kurang ideal untuk ukuran pesepak bola profesional. Kala pertama kali menukangi Persiwa di awal musim, Suharno sempat meragukan kemampuan striker kelahiran Monrovia, Liberia, 28 Mei 1986 yang telah tiga musim membela panji The Highlander itu.
Pandangannya baru berubah saat menyaksikan Bokay beraksi di lapangan. "Dia memang striker bagus," puji Suharno. Selengkapnya
Berada di posisi belakang bukan berarti punya peluang sedikit untuk mencetak gol. Itu telah dibuktikan oleh seorang Aun Carbiny. Stopper PSMS ini kembali jadi pahlawan kemenangan PSMS.
Pemain 24 tahun tersebut menjadi pencetak gol tunggal Ayam Kinantan saat mengalahkan VB Sport dalam lanjutan penyisihan AFC Cup Gru G.
Selain memuluskan langkah PSMS ke 16 besar, dengan gol itu pula, Selengkapnya
Pandangannya baru berubah saat menyaksikan Bokay beraksi di lapangan. "Dia memang striker bagus," puji Suharno. Selengkapnya
Berada di posisi belakang bukan berarti punya peluang sedikit untuk mencetak gol. Itu telah dibuktikan oleh seorang Aun Carbiny. Stopper PSMS ini kembali jadi pahlawan kemenangan PSMS.Pemain 24 tahun tersebut menjadi pencetak gol tunggal Ayam Kinantan saat mengalahkan VB Sport dalam lanjutan penyisihan AFC Cup Gru G.
Selain memuluskan langkah PSMS ke 16 besar, dengan gol itu pula, Selengkapnya
Posting Komentar