PSMS Medan Sriwijaya FC PSM Makasar Persiwa Wamena Pelita Jaya Persipura Persita Persijap PKT Bontang Persela Persib Persik PSIS Deltras Persiba Persija Persitara Arema PSSB Persiraja Persisam Gresik United Persih PSAP PSIR PSPS Persikab Persigo PSP Persikad Persiba Bantul PSS Persekabpas Persibom Persikota Semen Padang Mitra Kukar Persibo Persikabo PSIM Persis Perseman Persiku Persema Persebaya
Persebaya

Senin, Desember 22, 2008

(0) Comments

Transfer Windows, Era Baru Sepak Bola Indonesia

INDOFOOTBALL

Bukan Cara Efektif Ringankan Beban Klub

Di Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009, sistem transfer mulai diterapkan. Ini dimanfaatkan oleh klub untuk menata kekuatan menyongsong putaran kedua.

Sistem transfer sudah hal yang jamak di jagat sepak bola profesional. Sayang, hal itu hanya bisa dilihat dan dirasakan di Indonesia. Tapi, kini, bayangan tersebut sudah jadi kenyataan. Sistem perpindahan pemain di saat yang bersangkutan masih terikat dengan satu klub lain mulai diterapkan di Indonesia. Sepak bola Indonesia pun seperti memasuki babak baru.

Harapan mendapatkan pemain bidikan, meski dia masih terikat dengan klub lain, bukan hal yang sulit dilaksanakan. Syaratnya, klub lama mau melepaskan dan ini yang juga sangat penting, harganya cocok. Tak bisa dimungkiri, faktor dana menjadi hal yang krusial. Faktanya, klub-klub di Indonesia memang tengah kembang kempis. Mereka tak bisa leluasa menyusu pada dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).

Hal yang selalu dilakukan sebelum akhirnya menteri dalam negeri mengeluarkan Permendagri No 59 Tahun 2003. Sebagian besar klub di Indonesia pun meregang nyawa dan tengah sekarat. Bahkan, klub-klub medioker dari daerah pinggiran dan tim mapan seperti Persija Jakarta ataupun PSM Makassar harus empot-empotan memenuhi kebutuhan finansial.

"Menurut saya, transfer pemain seperti itu bukan cara terbaik. Sebab, klub pembeli juga mengalami kesulitan pendanaan. Mereka tentu sulit membeli pemain tersebut. Cara paling efektif untuk meringankan beban klub adalah rasionalisasi," kata Joko Driyono, direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI).

Beberapa tahun lalu, di arena Galatama, Perserikatan, atau Liga Indonesia, keinginan mendapatkan pemain incaran di klub lain hanya bisa dilaksanakan di awal musim. Dengan catatan, pemain tersebut tak lagi membela klub lamanya alias statusnya bebas.

Jika ada pemain yang pindah di pertengahan musim, itu bisa dihitung dengan jari. Tapi, kini, semuanya sudah terlewatkan. Transfer pemain yang begitu menggema di sepak bola profesional pun sudah merambat ke Indonesia.

"Di musim-musim sebelumnya, juga sudah ada perpindahan pemain dari satu klub ke klub lain. Tapi, saya memang melihatnya musim ini sepertinya lebih menggeliat dibanding tahun-tahun sebelumnya," ucap Joko.

Delta Putra Sidoarjo (Deltras) dan PKT Bontang sudah melaksanakannya saat merekrut pemain baru di putaran kedua DISL 2008/2009. Danilo Fernando dan Iqbal Samad, misalnya. Keduanya bisa hengkang ke klub lain meski klub barunya harus merogoh kocek yang lumayan besar. Deltras merekrut Danilo dari Persik Kediri. Sedangkan PKT menggaet Iqbal dari PSM Makassar.

"Kami merekrut Danilo karena memang butuh dia untuk mengangkat prestasi Deltras agar bisa berprestasi di putaran kedua," jelas Geroge Handiwiyanto, general manager Deltras. Deltras mengeluarkan uang transfer Rp 250 juta untuk Macan Putih (julukan Persik). Itu di luar gaji Danilo yang mencapai Rp 50 juta setiap bulan, jumlah yang bisa membuat klub-klub lain ngiler.

Laskar Khatulistiwa (julukan PKT) mengeluarkan jumlah serupa ketika mendatangkan Iqbal. Hanya, gaji Iqbal tak setinggi Danilo. Sistem transfer tersebut memang bisa memberikan keuntungan kepada tiga pihak, klub baru, pemain, dan klub lama. Klub baru bisa mendapatkan pemain bidikan, pemain bisa memperoleh materi sesuai harapan, dan klub lama tentu mendapat pemasukan ke kas dalam bentuk dana segar.

Tidak bisa dimungkiri, sistem transfer tersebut akan membuat sepak Indonesia maju selangkah. Meski hal itu belum tentu akan memberikan manfaat pada kemajuan sepak bola nasional, langkah ini perlu diapresiasi. "BLI melihat ada dua keuntungan dari proses tersebut. Pertama, ini adalah salah satu pilar industri sepak bola. Kedua, improve klub-klub agar lebih realistis. Mereka jangan hanya membeli mimpi, tapi kenyataan. Meski, itu bukan hal solusi terbaik. Sebab, klub pembeli juga sedang kesulitan," tegas Joko. (JPO)
0 Responses to "Transfer Windows, Era Baru Sepak Bola Indonesia"

Posting Komentar

Profil Bintang

Bokay Eddi Foday "Si Kurus Beri Bukti"

Postur kurus kerempeng dan tinggi menjulang yang dimiliki Bokay Eddie Foday kurang ideal untuk ukuran pesepak bola profesional. Kala pertama kali menukangi Persiwa di awal musim, Suharno sempat meragukan kemampuan striker kelahiran Monrovia, Liberia, 28 Mei 1986 yang telah tiga musim membela panji The Highlander itu.

Pandangannya baru berubah saat menyaksikan Bokay beraksi di lapangan. "Dia memang striker bagus," puji Suharno. Selengkapnya


Aun Carbiny "Bek Subur"

Berada di posisi belakang bukan berarti punya peluang sedikit untuk mencetak gol. Itu telah dibuktikan oleh seorang Aun Carbiny. Stopper PSMS ini kembali jadi pahlawan kemenangan PSMS.

Pemain 24 tahun tersebut menjadi pencetak gol tunggal Ayam Kinantan saat mengalahkan VB Sport dalam lanjutan penyisihan AFC Cup Gru G.

Selain memuluskan langkah PSMS ke 16 besar, dengan gol itu pula, Selengkapnya

Berita Terbaru

blog-indonesia.com Football Blogs - BlogCatalog Blog Directory TopOfBlogs Add to Technorati Favorites KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia 100 Blog Indonesia Terbaik Blog Terbaik
IndoTopBlog, Kumpulan Blog dan Situs Indonesia