
Kepastian izin dari pihak kepolisian tentang digelarnya kembali Kompetisi Liga Super bakal turun Jumat (10/4),dengan sentralisasi laga yang diperkirakan bakal digelar di tiga daerah.
Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI) Joko Driyono kemarin mengungkapkan, Jumat (10/4), menjadi deadline kepastian izin digelarnya pertandingan dari aparat kepolisian. Skenario kompetisi pun rencananya akan diputuskan sehari sesudahnya.
”Kami berharap Jumat pekan depan ada kepastian dapat izin atau tidak. Sebab, lewat dari hari itu menjadi sulit. Persiapan klub untuk sentralisasi menjadi tidak maksimal,”ujar Joko. Karena itu, paling lambat jadwal sentralisasi bisa dilangsungkan Jumat (17/4).Namun, bentrok yang melibatkan PSMS Medan rencananya digelar sehari lebih awal.
”Kami beri waktu sepekan bagi klub untuk bersiap.Maksimal Jumat pekan berikutnya jadwal sudah bisa dieksekusi.Tapi, khusus pertandingan PSMS harus dilaksanakan paling lambat Kamis (16/4). Mereka harus ke Maladewa untuk bertanding di Piala AFC, Selasa (21/4),”lanjutnya.
Empat skenario venue sebelumnya disiapkan guna mengeksekusi bentrok pemadatan jadwal. Mendapatkan izin dari kepolisian menjadi syarat mutlak,meski ada ketentuan lainnya yang harus dipenuhi. Venueharus memiliki kemudahan akses migrasi klub,efisiensi biaya,dan stadion memadai.
Pada perkembangannya, sentralisasi diperkirakan digelar pada tiga daerah, yaitu kombinasi Jawa Timur (Jatim), DKI Jakarta, serta Jawa Barat (Jabar). ”BLI tadi (kemarin) bertemu dengan Persija dan Persib.Tapi,semuanya belum final.Kan kami harus menunggu kepastian izinnya seperti apa.
BLI sejak awal sudah berkirim surat kepada beberapa Polda,bukan hanya yang menaungi tiga daerah tersebut. Kami harus mendapatkan informasi status izin sebanyak mungkin,”sebutnya. Joko mengaku keputusan pemilihan daerah akan mendatangkan plus dan minus bagi klub.BLI akhirnya memutuskan seluruh tuan rumah harus menjalani sentralisasi meski sudah mengantongi izin pertandingan.
”Faktor netralitas tetap diperhatikan.Beberapa klub diuntungkan cukup wajar, minimal secara psikologis.Tapi, semua tuan rumah harus menggelar pertandingan di tempat netral. Ini sudah jadi keputusan BLI. Rencana besok semuanya kami ambil alih,” paparnya.
Sementara itu,Persija Jakarta menyatakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan Stadion Lebak Bulus dinilai layak oleh BLI sebagai venue sentralisasi. Klub berjuluk Macan Kemayoran itu mengaku untung dengan masuknya dua stadion itu sebagai nominasi.
”BLI memang sudah berkirim surat untuk Polda masing-masing. Keputusannya Jumat depan saat BLI bertemu Polda Metro Jaya. Kami senang bila SUGBK atau Lebak Bulus bisa menjadi venue. Peluang menang dan menyalip Persipura jadi besar,” tutur Asisten Manajer Persija Ferry Indra Syarief. Argumen serupa dilontarkan Persib Bandung. Namun, Maung Bandung saat ini fokus pada perizinan untuk internal klub.
”Persib tadi pagi (kemarin) bertemu Polda Jabar untuk bahas masalah izin.Finalisasinya diizinkan atau tidak tetap Jumat (10/4).Kami hanya meminta Persib bisa menjadi tuan rumah.Masalah venue sentralisasi menyusul. Kami tidak masalah asalkan Persib tidak keluar dari Jabar,” tandas Sekretaris Persib Edi Djukardi. (SND)
Posting Komentar