Wacana pengurangan kuota lima pemain asing di Liga Super kembali bergulir.Badan Tim Nasional (BTN) merekomendasikan setiap klub hanya gunakan tiga pemain impor.
Timnas tanpa gelar di Piala AFF setelah kalah agregat 1-3 dari Thailand di semifinal.Cermin retaknya pembinaan yang berujung pada lambatnya peremajaan tim.
Ketua BTN Rahim Soekasah menyatakan, banyak posisi penting sudah dikuasai pemain asing yang rata-rata berjumlah lima pemain per klub.Pemain muda akhirnya kehilangan posisi lantaran kalah bersaing.Padahal, mereka adalah generasi penerus bagi tim Merah Putih. ”Proses pembinaan tidak berjalan normal. Pengaruh pemain asing terlalu besar. Kami kesulitan mencari pemain muda dengan kualitas bagus. Mereka sudah tergeser pemain asing.
Jumlah lima pemain asing per klub terlalu banyak.Jumlah itu harus dibatasi sehingga tidak mengganggu keseimbangan proses pembinaan.Apalagi, pemain asing yang bermain di sini kualitasnya kurang bagus,” ungkap Rahim kemarin. Wacana merevisi ke-bijakan lima pemain asing pernah menggumpal seusai kegagalan timnas di Piala Asia 2007. Rahim menambahkan, penggunaan tiga pemain asing dinilai paling ideal. ”Situasinya mulai kritis. Kebijakan itu harus diubah.
Idealnya, setiap klub hanya dihuni tiga pemain asing. Asumsinya, masing-masing satu pemain untuk posisi striker, gelandang,atau bek bahkan kiper. Kalau dicermati, hanya Persija Jakarta yang striker utamanya lokal. Persik Kediri pun hanya Budi Sudarsono,” lanjutnya. Sementara itu, PSSI mengaku tidak alergi dengan wacana pemangkasan kuota pemain impor.Namun,wacana itu harus dikaji lebih bijak.
”Kalau usul, boleh saja.Tapi, kuota asing untuk putaran kedua tidak bisa diubah. Kalau musim mendatang, ya masih mungkin. Mau lima atau tiga, silakan saja.Tapi, segala sesuatunya harus dirapatkan bersama anggota Exco PSSI. Klub juga harus mengedepankan prinsip prestasi dibuat karena pembinaan, bukan berpikir hasil saja,”papar Sekjen PSSI Nugraha Besoes.
Nugraha mengatakan, kebijakan lima pemain asing pada Liga Super didasarkan atas prinsip bisnis.Sebab,daya tarik pemain asing masih lebih baik dari pemain lokal untuk menggaet penonton. ”Semua ada pertimbangannya. Sejauh ini pemain asing masih jadi daya tarik tersendiri. Tidak masalah bila harus tiga, asalkan tidak menyurutkan niat penonton,” katanya. Namun, Nugraha tak menutup mata atas keberhasilan Vietnam menembus babak final Piala AFF setelah menang agregat 1-0 atas Singapura.
The Golden Star –julukan Vietnam–dinilai berhasil dalam hal pembinaan pemain muda. ”Proses pembinaan berjenjang pemain Vietnam dan Thailand lebih berhasil. Gaji dan bonus pemain Vietnam terbilang kecil, tapi daya tempur dan semangat juang mereka luar biasa.Sementara pemain timnas masih berpikir mengenai materi,”tandasnya. (SND)
Posting Komentar